Sabtu, 15 Februari 2014

Pemikiran Politik Yunani Kuno

Menurut pendapat saya, Sejarah pemikiran politik Yunani Kuno, yang dimotori oleh filsuf-filsuf seperti Plato dan Aristoteles, sangat berkaitan. Pemikiran-pemikiran Plato dan Aristoteles dibangun berdasarkan interaksi dan refleksi mereka dengan kondisi sosial di sekitarnya. Plato dan Aristoteles, yang memiliki latar belakang sebagai para pemikir yang dekat dengan kekuasaan dan golongan elit di Athena, sesungguhnya menawarkan pemikiran politik yang skeptis dengan kemampuan massa, yaitu petani dan warga biasa, untuk memerintah, jikalau tidak anti-demokrasi sama sekali. Terlepas dari berbagai perbedaan dari posisi filosofis kedua filsuf tersebut, mereka semua mendasarkan filsafat politiknya dari argumen yang sama, bahwa terdapat perbedaan yang inheren dalam sifat dasar manusia (human nature), yang menjustifikasi perbedaan peranan dalam bentuk ketidaksetaraan (inequality) dalam kehidupan publik. Seorang budak atau petani, yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan menggarap tanah, tidak memiliki kemampuan untuk memikirkan persoalan publik dibandingkan dengan seorang aristokrat terdidik yang memiliki kemampuan dan waktu luang untuk memikirkan politik, dan karenanya, penegasan hierarkhi antara penguasa dan yang diperintah menjadi lebih baik untuk keduanya.

Dari segi pemikiran politik Romawi, memberikan pemahaman kepada Barat tentang teori imperium. Sebuah teori tentang kekuasaan dan otoritas Negara dimana kedaulatan dan kekuasaan Negara dianggap sebagai bentuk pendelegasian kekauatan rakyat kepada penguasa Negara. Dengan demikian, menurut teori ini pada hakikatnya kedaulatan sepenuhnya milik rakyat, penguasa politik hanyalah lembaga yang melaksanakan bukan menguasai serta mendominasi dan menggunakan kedaulatan untuk kebaikan seluruh rakyat. Menurut teori ini rakyat memiliki hak-hak politik yang sama dan merupakan esensi tertinggi kedaulatan Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar